Komoditi rumput laut sangat potensial untuk dikembangkan,
mengingat Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi area yang bisa
dikembangkan untuk rumput laut seluas 1,43 juta hektar. Sementara area yang
sudah dimanfaatkan sampai tahun 2017 baru sekitar 267.800 hektar atau sekitar
19 persen saja.
Karena itu peluang untuk mengembangkan rumput laut sebagai
komoditi unggulan sangat terbuka lebar. Namun dari praktik yang sudah berjalan
saat ini terdapat beberapa catatan yang harus kita perhatikan bersama. Saya
mencatat ada 9 poin penting untuk sama-sama kita cari pemecahannya, yaitu:
1. Penerapan standar (SNI) budidaya dan pascapanen
rumput laut
- Ketersediaan dan pasokan bahan baku berkualitas untuk industri pengolahan rumput laut secara berkelanjutan
- Harga bahan baku rumput laut yang fluktuatif
- Biaya transportasi dan logistik bahan baku yang masih mahal
- Data dan informasi hulu–hilir rumput laut yang belum sinergis
- Masih terbatasnya akses pasar bagi pembudidaya dan pengolah rumput laut
- Lambatnya pertumbuhan investasi industri berbasis rumput laut
- Industri pengguna produk pengolahan rumput laut (kosmetik, farmasi, makanan, dan minuman) belum sepenuhnya menggunakan produk olahan industri dalam negeri
- Produk industri pengolahan rumput laut dalam negeri belum memiliki daya saing di pasar domestik dan global
Masalah tersebut di atas jangan dianggap sebagai hambatan,
tetapi harus dipandang sebagai tantangan yang harus diatasi bersama dengan
berbagai pihak terkait, baik pemerintah, asosiasi rumput laut, industri
pengolahan rumput laut, para pedagang, bahkan termasuk anak muda pelaku bisnis
strat up yang bisa mendorong tumbuhnya industri rumput laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar