Senin, 28 Januari 2019


Sutriono Edi:Rumput Laut Primadona Ekspor Ketiga

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, sebuah negara maritim dengan luas laut mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Sekitar tiga perempat wilayah Indonesia berupa laut yang menyimpan potensi kekayaan yang luar biasa. Garis pantainya sepanjang 99.000 kilometer sangat menjanjikan sebagai sarana pengembangan budidaya rumput  dengan potensi luas areal budidaya mencapai kurang lebih 1,4 Juta Hektar yang tersebar di 23 Propinsi. Beberapa budidaya rumput laut yang populer antara lain Euchema Cotonii, Gracilaria, dan Sargassum. Tahun 2018 target produksi rumput laut mencapai 16 juta ton dan diharapkan untuk meningkat di tahun depan menjadi 19 juta ton.
Rumput laut menjadi salah satu primadona kelautan Indonesia karena rumput laut menjadi komoditas ekspor terbanyak ke-3 di sektor kelautan setelah udang dan tuna. Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan lainnya. Selain itu rumput laut juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik. Mengingat manfaatnya yang luas tersebut, komoditas rumput laut mempunyai peluang pasar yang baik dengan potensi yang sangat besar.
Dalam pemaparannya pada acara Listerasi Kebijakan Sistem Resi Gudang (SRG) Rumput Laut, 19 Juli 2018,di Makassar, Sulawesi Selatan Sutriono Edi, Staf Ahli Menteri Perdagangan  bidang Pengamanan Pasar, mengungkapkan rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial.
Potensi rumput laut yang besar tersebut saat ini dinilai masih belum optimal. Di tingkat produksi masih terjadi penurunan setelah sebelumnya terjadi peningkatan produksi. Begitu juga di lini pasca produksi atau pasca panen. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan potensi areal budidaya rumput laut di Indonesia seluas 1.427.112 hektar yang tersebar di 23 provinsi. Pemanfaatan potensi budidaya rumput laut itu  sampai tahun 2017 baru 3.635 hektar saja.
Produksinya pada tahun 2013 hingga 2016 meningkat rata-rata per tahun 7,92 persen, namun dalam dua tahun terakhir produksi antara tahun 2016 – 2017 turun sebesar 7 persen. Pada tahun 2017 realisasi produksi rumput laut sekitar 10,8 juta ton lebih rendah dari target produksi sekitar 13,3 juta ton sedangkan pada tahun 2016 realisasi produksi rumput laut mencapai 11,6 juta ton.  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tahun 2018 produksi rumput laut akan digenjot agar bisa mencapai target 16,2 juta ton. Namun bagi sebagian kalangan, seperti asosiasi rumput laut, menilai target produksi tersebut terlalu optimistik, karena berbagai kendala di lapangan antara lain, permasalahan SDM, infrastruktur, biaya logistik , kualitas hasil produksi/budidaya dan keterbatasan akses pasar.